Kamis, 04 Maret 2010


Sail Banda

Pemerintah Provinsi Maluku bertekad melaksanakan event Sail Banda yang katanya mendunia. Event ini diyakini bisa membangkitkan citra Maluku setelah konflik meremuk daerah bertajuk kepulauan ini.
Dananya tak main-main pemerintah siap menggelontorkan dana Rp400 miliar.
Tahun lalu, pemerintah daerah ini juga telah berhasil menggelar satu lagi event internasional.

Puncak hari perdamaian dunia di Indonesia, digelar di Ambon, Maluku. Semuanya sukses digelar. Pemerintah senang, karena semuanya berjalan sesuai dengan rencana. Dana besar untuk membangun Gong Perdamaian, kata pemerintah, ternyata tidak sia-sia.

Sail Banda kini gencar disosialisasikan. Gemanya kini sudah terasa. Banyak pro dan kontra meramaikan diskursus tentang pentingnya pelaksanaan Sail Banda. Ada yang menolak, ada yang setuju event bertaraf internasional ini digelar. Antiklimaks dari diskursus ini ada aksi turun jalan. Demonstrasi digelar untuk menolak kegiatan tersebut.

Aksi turun jalan digelar, subtansinya bukan pada event, tapi kepentingan yang mendorong kegiatan tersebut digelar. Banyak masyarakat mencium ada ketidak beresan dari ngototnya pemerintah menggelar Sail Banda ini. Pencitraan itu dinilai sebagai dampak dari pemenuhan kepentingan oknum pejabat di pemerintah. Orientasi utamanya, adalah mega proyeknya.

Apa yang dicari dari proyek pencitraan itu? Dunia internasional bisa membuka mata, dan bergumam, Maluku sudah aman. Setelah itu, pemerintah berharap investor bisa masuk dan menanamkan modal. Selama ini, pemerintah berpendapat yang menjadi kendala penanaman modal di Maluku, adalah persoalan keamanan.

Keamanan Maluku sudah baik, hanya saja masih banyak yang apatis, terutama dunia bisnis. Jangankan investor asing, yang nasional saja masih ragu untuk menanamkan duitnya di Maluku. Ini terkait dengan kepastian usaha dan jaminan atas usaha. Karena itu, pemerintah berusaha meyakinkan bahwa iklim investasi di Maluku sudah sangat baik.

Pemerintah pernah keliling Eropa untuk menjual Maluku, tapi belum juga laku-laku. Entah apa masalahnya. Tapi yang terlihat di depan mata kita, pemerintah memang belum fokus 100 persen untuk membangkitkan ekonomi daerah. Fokus pemerintah hanya pada kegiatan serimonial belaka, untuk memperbaiki citra Maluku. Padahal, kegiatan itu belum juga menunjukan dampak yang memuaskan.

Sail Banda, kita yakini belum bisa berhasil mengangkat Maluku keluar dari seretnya investasi. Dana Rp400 miliar, hanya akan tersedot untuk ramai-ramai. Rakyat tidak diuntungkan dari kegiatan ini. yang untung paling segelintir orang di birokrat, dengan menggelimpangnya proyek-proyek tanpa tender.

Rakyat sudah saatnya meminta pertanggungjawaban pemerintah soal, pelaksanaan Gong Perdamaian, dan meminta jaminan pelaksanaan Sail Banda akan bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat. Pelaksanaan Gong Perdamaian yang meghabiskan dana miliaran rupiah tidak bermanfaat sama sekali bagi kesejahteraan rakyat. Apakah Sail Banda juga demikian?

Kata Stev Melay dari KNPI Maluku, ini motif baru dalam korupsi di Maluku. Pemerintah membikin proyek non fisik yang pertanggungjawabannya lemah. Proyek ini lebih mengarah pada upaya memperkaya diri. Setelah duit habis, pastinya tidak akan ada manfaat apa-apa bagi kesejahteraan masyarakat. Sekarang silahkan rakyat memilih. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar